Cerita Rindu Pengelola Perpustakaan Sekolah kepada Pemustaka
Di daerah kami, Kabupaten Bangka, tahun ajaran baru 2020, siswa masih belajar dari rumah secara online karena daerah kami masih di zona merah.
Tidak ada siswa yang setara dengan PAUD, SD, SMP, dan SMA memulai kelas di tahun ajaran baru 2020 secara tatap muka di kelas, tetapi masih menggunakan alat komunikasi online.
Ruang kelas masih sepi. Guru tidak berdiri di depan kelas di depan siswa, begitu pula situasi perpustakaan sekolah di SD Negeri Sungailiat 19 di jalan utama kecamatan Sinar Baru.
“Saya merindukan anak-anak yang sering mengunjungi perpustakaan,” kata Dahlia, manajer perpustakaan Institut Sains 19 SD Sungailiat Negoti.
Sejak pertengahan Maret 2020, siswa tidak menghadiri empat bulan ketika Bangka Belitung menemukan kasus spesifik Covid-19.
Sekolah itu sunyi, jadi itu adalah perpustakaan yang sunyi dari perpustakaan (pengunjung) yang juga siswa.
Dahlia (51 tahun), yang telah mengelola perpustakaan Sinar Ilmu sejak 2015, merasakan kesepian perpustakaan 2020.
Ibu dari 4 anak ini merindukan pengunjung mudanya untuk kembali mengunjungi perpustakaan pada tahun ajaran baru 2020.
Harapan yang tertunda tidak dapat diwujudkan karena pemerintah daerah belum mengizinkan siswa untuk belajar tatap muka.
Selama sekolah Dahlia yang sunyi, siswa tidak tinggal diam, dan mereka terus memperbaiki perpustakaan sehingga mengubah penampilannya ketika siswa kembali ke sekolah.
Terlebih lagi, saat ini, perpustakaan Sinar Ilmu sedang bersiap untuk mendapatkan pengakuan akreditasi yang penilaiannya akan segera dilakukan.
Ruang perpustakaan terlihat bersih. Buku-buku dengan koleksi 7400 eksemplar tersusun rapi di rak buku, ketika saya pergi ke perpustakaan Sinar Ilmu untuk mengikuti pustakawan dari perpustakaan umum di Kabupaten Bangka yang melakukan pelatihan, Rabu (15/7).
Dahlia mengungkapkan kerinduannya untuk melihat kelucuan pengunjung mudanya yang masih memiliki minat baca.
Meskipun mereka harus merapikan buku yang telah dibaca karena pustakawan anak harus kembali ke kelas ketika bel berbunyi, akhiri waktu istirahat sambil membaca buku.
“Aku rindu pekerjaanku merapikan buku-buku yang ditinggalkan oleh siswa yang tergeletak di sekitar karena mereka harus bergegas meninggalkan perpustakaan untuk pergi ke kelas,” kata Dahlia, yang telah menjadi guru di kelas ini.
Dia berharap pandemi Corona akan segera berakhir, dan para siswa akan kembali ke sekolah sehingga perpustakaan sekolah akan kembali penuh dengan pengunjung.
Dia mengaku gemar membaca yang ditunjukkan oleh pustakawan mudanya telah mendorong dirinya untuk bersemangat meningkatkan perpustakaan sehingga bisa diakreditasi pada tahun 2020.
Semoga upaya Dahlia dapat membuahkan hasil yang dapat mencapai akreditasi terbaik.
Salam dari Pulau Bangka.
— Rustian Al’Ansori